• Tentang Pondok Pesantren Alkhoirot

    Pondok Pesantren Al-Khoirot (Alkhoirot) Karangsuko Pagelaran adalah Pondok Pesantren yang sejak lama mempunyai misi untuk mendidik dan mengembangkan pengetahuan santri di bidang ilmu agama, hal ini berlangsung sejak di dirikan sampai pada saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman, terdapat tuntutan dari masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan formal yang alumnusnya diakui oleh pemerintah dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

  • Keringnya Karya Ilmiah di Pesantren

    Membuat suatu karya tulis, apalagi yang dapat disebut magnum opus, bukanlah tradisi pesantren. Seorang santri yang murni lulusan pesantren dan tidak pernah mengenyam bangku perguruan tinggi yang berhasil menulis karya ilmiah yang berkualitas tinggi adalah fenomena langka. Ini terjadi karena disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kurikulum yang kurang visioner.

  • Meningkatkan Tradisi Menulis Santri

    Penerbitan Buletin Al-Khoirot secara teratur setiap bulan adalah salah satu upaya untuk membiasakan budaya tulis di kalangan santri pesantren mengingat betapa pentingnya budaya tulis untuk melestarikan pemikiran, pencatatan sejarah, dan akselerasi informasi. Karena, ada banyak kasus di mana gemar membaca saja tidak cukup untuk mencapai tujuan keilmuan.

  • Mengapa Menulis itu Penting

    Mengapa tradisi menulis penting bagi santri santri? Agar keilmuan, hikmah dan pengalaman yang kita miliki dapat dinikmati tidak hanya oleh murid atau santri yang mendengarkan bimbingan kita secara langsung, tapi juga siapa saja yang membaca tulisan kita. Baik di masa kita hidup, maupun puluhan atau bahkan ratusan tahun setelah kita meninggal dunia.

  • Bagaimana Memulai Menulis

    Kebiasaan menulis akan membuat kita akan terbiasa menghargai orang dari isi otaknya bukan dari umur atau senioritasnya apalagi jabatannya. Di sisi lain, membiasakan mengirim tulisan ke media membuat sikap kita jadi kompetitif. Sekedar diketahui, untuk media seperti Kompas atau Jawa Pos, tak kurang dari 70 tulisan opini yang masuk setiap hari, dan hanya 4 tulisan yang dimuat.

Tentang Kami

BULETIN AL-KHOIROT merupakan media tulis yang diterbitkan oleh Pondok Pesantren Al-Khoirot. Visi dari pada BULETIN ini ialah untuk memberikan wawasan dan melanjutkan tradisi baca tulis pada santri dan segenap masyarakat. Selengkapnya

Tujuan

Membangkitkan kembali tradisi menulis di kalangan santri. Sebuah tradisi yang menjadi pencapaian yang amat dibanggakan pada era keemasan Islam (Islamic Golden Age). Penerbitan empat buletin oleh Pesantren Al-Khoirot setiap bulannya adalah salah satu langkah ke arah itu. Selengkapnya

Hubungi Kami

Alamat kontak surat menyurat dan pertanyaan pada Redaksi seputar Buletin Al-Khoirot Pondok Pesantren Al-Khoirot dapat melalui alamat-alamat berikut: Alamat Pos MA Madrasah Aliyah Al-Khoirot Jl. KH. Syuhud Zayyadi 01 Karangsuko Selengkapnya

22 Juni 2011

Filsafat Pendidikan Islam

Posted by Buletin Alkhoirot On 16.44 4 comments


Oleh: A. Fatih Syuhud
Dewan Pengasuh PP. Al-Khoirot
www.fatihsyuhud.com
 
Sebagian orang cenderung ‘alergi’ dengan istilah filsafat. Hal ini langsung atau tidak tentu ada kaitannya dengan kritikan pedas Imam Ghazali dalam kitab Tahafut al Falasifah (Kerancuan Filsafat) kepada para filsuf. Namun kalau diteliti secara seksama isi kitab tersebut, kritik Al Ghazali itu sebenarnya tertuju pada filsafat teologi (ilmu kalam) yang merupakan cabang dari filsafat agama (philosophy of religion). Bukan filsafat yang lain.[1] Dan bukan pada filsafat itu sendiri. Karena filsafat itu pada dasarnya hanyalah alat.. Karena filsafat itu pada dasarnya hanyalah alat. Dan setiap alat Dan setiap alat bersifat netral. Ini perlu ditekankan di sini supaya kita tidak salah kaprah dan apriori pada semua yang namanya filsafat.

Ilmu dan Ibadah

Posted by Buletin Alkhoirot On 15.21 2 comments


Oleh: Syamsul Huda
Santri PP Alkhoirot
Buletin Alkhoirot Edisi 32/Vol. 02/Oktober/2010

rang pintar adalah seseorang yang berkeinginan untuk selalu maju dan lepas dari sifat kebodohan agar terhindar atau selamat dari kerusakan dan tepat dalam melaksanakan ibadah kepada sang Khalik. ketahuilah bahwasanya ilmu dan ibadah mutiara yang sangat berharga. Maka dari pada itu kita diciptakan, para utusan di utus, langit, bumi dan seisinya tuhan menciptakan, itu semua karena adanya ilmu dan senantiasa beribadah kepadaNya. Allah berfirman:
                Artinya: Allah-lah yang mencitakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah maha kuasa atas segala sesuatu  dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.(QS:AHTHALAQ).
Sedangkan ayat yang menjelaskan ibadah. Allah berfirman:
                Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku.(Q.S az-Zariyat. 51-56.

Dunia Islam Tumbal Pers Barat

Posted by Buletin Alkhoirot On 15.18 No comments


 
Oleh: Ustadz Mukhtar
Alumni PP. Al-Khoirot
Buletin Alkhoirot Edisi 32/Vol. 02/Oktober/ 2010

Tak dapat diragukan lagi umat Islam yang dewasa ini berjumlah lebih dari satu seperempat milyar ternyata belum mempunyai sarana pers berskala internasional  yang mampu bersaing dengan media massa Barat.
Menurut DR. Roger Gerandy, ilmuwan Muslim Perancis kelahiran Merseilies 1913, Zionisme internasional telah menguasai hampir 95% penerbitan di Amerika Serikat. Sebagai akibatnya, segala pemberitaan yang terkait dengan Dunia Islam disesuaikan dengan desain, plot, dan kepentingan politik pers Barat. Misalnya ketika pers-pers Barat melansir fenomena kebangkitan Islam yang bergaung sejak akhir 1970-an hingga dewasa ini, media-media Barat memaparkan peristiwa Dunia Islam dengan sikap sinis, cemberut, dan dalam skala tertentu, sikap anti Islam.
Opini
 
 

Memaksimalkan Amalan Diri Pada 10 terakhir Bulan ramadhan

Posted by Buletin Alkhoirot On 15.01 1 comment


 
Oleh:  M Mahfud MD
Santri PP. Al-Khoirot
Email: mahfud@alkhoirot.com
Buletin Alkhoirot Edisi 31/Vol. 02/Agustus/2010


Banyak hadist sahih dari Rosululloh Saw. Yang menceritakan bahwa beliau memaksimalkan pada 10 hari terakhir Ramahdan, dengan kesungguhan yang lebih dari hari-hari lainnya.
            Siti Aisyah RA mengatakan: “ jika memasuki 10 hari itu, Rosululloh Saw mengencangkan kainnya (tidak menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya”.

            “Mengencangkan kain” merupakan ungkapan kiasan untuk menunjukkan kesriusan dan kesungguhan dalam beribadah, sebagaimana ungkapan yang digunakan untuk sikap menjauhi istri. Sedangkan orang yang serius dalam bekerja disebu kiasan yang “menyingsingkan lengan baju”
            Adapun yang dimaksud dengan “menghidupkan malamnya” adalah menghidupkan keseluruhan malamnya dengan mengerjakan sholat malam, ibadah dan ketaatan. Sebelum itu beliau bangun pada sebagian malam dan tidur pada sebagiannya, sebagaimana  diperintahkan dalam surat Al-Muzammil. Sedangkan makna “membangunkan keluarganya” adalah membangunkan istri-istrinya, agar mereka menyertainya dalam mendapatkan kebaikan, dzikir dan ibadah pada saat yang penuh keberkahan tersebut.

Sabar

Posted by Buletin Alkhoirot On 14.57 No comments


Perspektif
 
 OleOleh : Imam syarowardi
Santri PP alkhoirot
 
      Buletin Alkhoirot Edisi 31/Vol. 02/Agustus/2010

Sabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalah “shabara”, yang membentuk masdar menjadi “shabran“. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur’an: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)

20 Juni 2011

Istimbat para Mujtahid

Posted by Buletin Alkhoirot On 12.59 No comments

oleh: rokhim
Santri PP alkhoirot
Website: rokhim.alkhoirot.net
Pendahuluan
Allah menurunkan agama islam kebumi tentunya penuh dengan aturan-aturan , aturan tersebut berupa wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya, dimana diturunkannya wahyu tersebut untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi manusia pada masa itu     ( As-Babun Nuzul). Tapi bila ada masalah yang dihadapi manusia sementara Allah tidak menurunkan wahyu, Maka Nabi Muhammad memutuskan masalah tersebut dengan sabda-sabdanya yang dijamin kebenararnya kemudian sabda-sabda rosul tersebut dinamakan Sunnah Setelah kewafatan Nabi Muhammad SAW para sahabat beriijtihad dengan sendirinya, karena timbulnya permasalahan yang baru, yang tidak ada didalam Al-Qur'an dan Sunnah. Ijtihad ulama' Tersebut  disebut ijma. Namun karena persoalan hukum yang dihadapi oleh umat Islam selalu berkembang dan merupakan persoalan hukum baru, di mana dalam Al-Qur’an, Al-Sunnah dan ijma’ para sahabat tidak ditemukan hukumnya, maka para ulama dalam mengagali hukumnya, memakai beberapa metode istinbath hukum, diantaranya; maslahah-mursalah atau istislah yang digunakan oleh Imam Malik , Istihsan (yang dipakai oleh Imam  Hanafi), qiyas (yang dipakai Imam Syafi’i), istishab (yang dipakai Imam Ahmad bin Hambal) dan lain sebagainya. Berikut ini akan diuraikan secara singkat  tentang  penjelasan istimbat dari masing-masing ulama mujtahid

1. Pengertian Istihsan

Menurut bahasa, istihsan berarti menganggap baik atau mencari yang baik. Menurut ulama ushul fiqh, ialah berpindahnya seorang Mujtahid dari ketentuan qiyas jali menuju qiyas khofi atau berpindahnya berpindahnya seorang mujtahid dari hukum yang bersifat umum kepada hukum yang bersifat pengecualian. Jadi singkatnya. Selengkapnya Cari disini

Wanita Berkerudung

Posted by Buletin Alkhoirot On 12.54 No comments


oleh: S. Huda
Santri PP. Alkhoirot
Website: Huda.alkhoirot.net
         Buletin Alkhoirot Edisi 30/Vol. 02/Juli/2010



Berkerudung itu cantik , tapi jika dilakukan dengan tulus. Kadang heran, kenapa masih banyak orang yang berat untuk mengenakan kerudung dan alasan mereka itu pasti macam-macam, dari yang bilang gerah sampai takut dikatain teroris. padahal wanita berkerudung itu jauh lebih baik daripada yang lainnya.

Hai cantik………..?.
            Apa kamu sudah mempersiapkan kelak setelah mati?.”cinta kepada Allah dan rasul-Nya, jawabnya dengan setulus hati”. Engkau akan bersama dengan orang yang dicintainya. Dahsyatnya cinta bisa merubah segala-galanya ”pahit menjadi manis, neraka menjadi surga, kandang menjadi taman, sedih menjadi riah, sakit menjadi sehat, duri menjadi mawar, bakhil menjadi dermawan, malang menjadi untung, penjara jadi istana , cinta yang sebenarnya adalah cinta kepada Allah dan rasul-Nya ”.

Wanita Periwayat Hadist

Posted by Buletin Alkhoirot On 12.51 1 comment

 Oleh : fatihs syuhud
 Pengasuh PP. Alkhoirot
Website: fatihsyuhud.com
Buletin Alkhoirot Edisi 30/Vol. 02/Juli/2010
Sejak masa hidup Nabi Muhammad, perempuan telah memainkan peran penting sebagai periwayat hadits. Banyak perilaku dan sabda Nabi diriwayatkan oleh mereka. Nama-nama seperti  Hafsah, Ummu Habibah, Maimunah, Ummu Salamah, dan A'isyah, sudah tidak asing bagi kalangan santri yang belajar hadits. Begitu juga setelah Rasulullah wafat, para Sahabat perempuan, khususnya istri-istri Nabi, banyak yang menjadi rujukan atau tumpuan tempat bertanya tentang berbagai hal terkait dengan perilaku dan sabda Nabi.

PENETAPAN AWAL RAMADHAN DAN SYAWAL DENGAN MENGUNAKAN DASAR HISAB

Posted by Buletin Alkhoirot On 12.44 2 comments


PENETAPAN AWAL RAMADHAN DAN SYAWAL DENGAN MENGUNAKAN DASAR HISAB
                Penetapan Pemerintah tentang awal Ramadhan dan awal Syawal dengan menggunakan dasar hisab, tidak wajib diikuti. Sebab menurut Jumhurus Salaf bahwa tsubut Ramadhan dan awal Syawal itu hanya Birru’yah au itmamil ‘adadi tsalasina yauman.
Antara lain tersebut dalam: Bughiyah Mustarsyidin, Hal 108 dan Al-Ilmu Al-Manshur fii Itsbatis Syuhur
لايسبت رمضان كغيره من الشهور إلا برؤية الهلال إو إكمال العدة ثلاثين بلا فارق.
            Bulan Ramadhan sama dengan bulan-bulan lainnya disepakati tidak boleh ditetapkan kecuali dengan telah melihat hilal, atau menyempurnakan bilangan menjadi tiga puluh hari.
قال سند المالكيه: لو كان الإمام يرى الحساب فى الهلال فأثبت به لم يتبع لإجماع السلف على خلافه.
            Menurut pendapat kalangan al-Malikiyah, seandainya imam atau atau penguasa mengetahui adanya hilal berdasarkan hisab dan kemudian menetapkannya, maka imam atau penguasa tersebut tidak perlu diikuti, karena bertentangan dengan ijma’ ulama’ salaf.
Dikutip dari kitab “Ahkamul Fuqoha” Hal 387
Keputusan MUNAS alim ulama’ di Sukorejo Situbondo pada tanggal 13-16 Robiul Awal 1404 H./18-21 Desember 1983 M.

Peran wanita Dalam Pendidikan

Posted by Buletin Alkhoirot On 07.25 No comments

Oleh: Syukron Fauzi
Santri PP. Al-Khoirot
Buletin Alkhoirot Edisi 28/Vol. 02/Juni/2010

Banyak anggapan, dunia ilmu pengetahuan adalah dunia kaum laki-laki. Seolah-olah, kaum wanita tidak memiliki kontribusi apa-apa dalam bidang ilmu pengetahuan. Padahal dalam sejarah panjang umat manusia, banyak wanita yang berperan penting dalam pelestarian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Karena memang definisi pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan individu-individu baik laki-laki maupun perempuan untuk mentransmisikan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, dan bentuk-bentuk ideal kehidupan dalam meneruskan aktivitas kehidupan secara efektif dan berhasil. Kemajuan ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan. Pendidikan yang baik akan menjadi awal bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 

Fenomena Ilmu kalam

Posted by Buletin Alkhoirot On 07.11 No comments

 Fenomena Ilmu kalam
Oleh :rokim
Santri PP. Alkhoirot
Buletin Alkhoirot Edisi 24/Vol. 02/Desember/2009
1. Pengertian ilmu kalam Ilmu kalam tidak bisa dilepaskan dari Aqidah, jadi tentang pengertian ilmu kalam harus dikaitkan dengan aqidah. Aqidah yang mempunyai devinisi Aqid, uqud dan I’tiqad yang berarti ikatan, perjanjian dan keyakinan sedangkan ilmu kalam ialah yang membicarakan tentang ketuhanan dan ketauhitan kepada Allah SWT. Berarti Aqidah ilmu kalam, keyakinan tentang keesaan tuhan dengan memakai dalil-dalil fikiran dan disertai dasar-dasr rasional ( Naqli). Menurut Syekh Muhammad Abduh definisi ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib baginya, sifat-sifat yang jaiz baginya dan tentang sifat-sifat yang ditiadakan darinya dan juga tentang rasul-rasul Allah baik mengenai sifat wajib, jaiz dan muhal dari mereka Menurut Al-Farabi definisi aqidah ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Ilmu kalam mempunyai beberapa nama diantaranya; Ushuluddin, Tauhid, Fiqh akbar dan teologi. Dinamakan ilmu Ushuluddin dikarenakan ilmu kalam merupakan disiplin ilmu yang membahas pokok-pokok agama, dinamakan ilmu tauhid karena didalam ilmu kalam sering membicarakan tentang keesaan tuhan, fiqh akbar hal ini yang dikatakan oleh Abu- Hanifah yang beliau membagi didalam ilmu Fiqnya atas dua bagian, yang pertama Fiqh akbar yaitu membahas tentang keyakinan dan keesaan tuhan. Yang kedua Fiqh Asghar yang membahas tentang Mu’amalah. dan yang terakhir dinamakan teologi, dikarenakan membicarakan tentang kebenaran wahyu. Didalam segi Obyek pembahasan ilmu kalam identik dengan ilmu yang lain, seperti filsafat dan tasawwuf. Ilmu kalam pokok bahasan utama adalah ketuhanan dan hal-hal yang berhubungan denganNya, filsafat obyeknya adalah ketuhanan, manusia dan alam. Ilmu tasawwuf Obyeknya ketuhanan, dengan cara menanamkan pendekatan.

18 Juni 2011

DAKWAH DENGAN MENULIS

Posted by Buletin Alkhoirot On 10.09 2 comments

Oleh: Syamsul Huda.
Santri PP alkhoirot
buletin alkhoirot Edisi 20/Vol. 02/Juni/2009

ahsyatnya mengikat ilmu melalui kata-kata. Akan tetapi tidak selamanya bisa tertanam dan terekam kedalam fikiran seseorang dengan kuat. Karena apalagi fikirannya kurang cerdas (pentium satu)” istilah komputer ”.tentunya perlu ditulis dan direkam diatas kertas putih. Mengapa demikian sangat penting ilmu di rekam dan di ikat melalui tulisan?. tentunya sangat penting kerena ilmu yang melalui tulisan bisa menjangkau secara umum, bertahan lama dari masa kemasa, sangat praktis dalam keadaan situasi apapun serta dapat dibaca kapanpun dimana pun dalam kondisi apapun, dan dapat dikatakan buku merupakan guru yang tidak berbohong. ketika kita butuh menyelesaikan suatu masalah maka yang menjadi rujukan penting adalah ilmu yang telah diikat dengan kertas atau ketika kita jauh dari Ulama’ sedangkan kita membutuhkan hukum untuk diselesaikan. jika kita mempunyai buku atau mempunyai rangkuman singkat padat maka otomatis kita tidak usah jauh-jauh mencarinya untuk bertanya.

ISLAM DAN POLITIK

Posted by Buletin Alkhoirot On 10.02 1 comment

 ISLAM DAN POLITIK
Oleh: Ja`far Sodiq Syuhud
Dewan Pengasuh PP. Al-Khoirot
www.jafarsyuhud.com
Buletin Alkhoirot Edisi 15/Vol. 02/Desember /2008

PENDAHULUAN
partisipasi Muslim dalam bidang politik telah menghiasi percaturan politik tanah air, bahkan sejak negara ini belum merdeka dan mulai diperkenalkannya sistem politik demokratis modern. Tercatat sejak tahun 1929 Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII) berdiri sebagai suatu wadah perjuangan untuk merebut kemerdekaan dari penjajah. Kemudian pada tahun 1945 berdiri partai politik Islam Masyumi sebagai satu-satunya wadah perjuangan ummat Islam dalam bidang politik, meski kemudian partai ini terpecah dengan keluarnya NU dan PSII. (Editor GIP, 1998)

Dalam perjalanan selanjutnya partai politik Islam mengalami pasang surut, tetapi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa ummat Islam mempunyai kiprah dan partisipasi aktif dalam konstalasi politik di Indonesia. 

Dari perkembangan terbaru yang dapat dilihat pada Pemilu 1999 variasi partai politik Islam semakin beragam, dari yang mengusung Islam sebagai asas partai sampai partai nasionalis yang mengusung simbol-simbol agama Islam dan mempunyai keterkaitan (meski terkadang disangkal) dengan ormas-ormas keislaman. Dalam mengamati fenomena ini ada sebuah pertanyaan yang muncul dari para aktivis muslim yang memilih menjaga jarak dari partai politik : mengapa tidak diupayakan terbentuknya satu parpol Islam yang mewadahi dan mewakili seluruh aspirasi dan kepentingan muslimin Indonesia ? Kalau ini bisa dilaksanakan, maka betapa akan kuat daya tawar partai politik itu dan keseluruhan kepentingan dan aspirasi ummat Islam akan terwadahi dan tersalurkan dengan semestinya.

Tapi mungkinkah keinginan itu, untuk tidak menyebutnya mimpi, dapat tercapai ? mungkinkah konsep khilafah yang menjadi dasar dari pemikiran semacam itu, dapat direalisasikan dalam kondisi modernitas dengan segala pluralitasnya dan sekularisme disemua lini kehidupan ini ?

Tulisan ini tidak bermaksud menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, tapi hanya ingin memetakan latar perbedaan politik melalui konsep politik tentang hubungan agama dan negara dalam khazanah pemikiran Islam, baik klasik maupun kontemporer. Konsep Imamah, Khilafah, dan negara Islam akan dieksplorasi melalui berbagai perspektif pencetusnya, yang dalam beberapa kasus adalah merupakan “ideologi” dari sebuah golongan atau aliran dalam Islam. Dan pada bagian ahir akan dicoba untuk “membumikan peta” dalam konteks politik Islam Indonesia.

NEGARA DAN AGAMA : PERSPEKTIF KLASIK
Perdebatan tentang hubungan agama dan negara bukan sesuatu yang baru dalam sejarah pemikiran Islam. Nama-nama seperti Al-Iji yang mewakili kaum Sunni, Al-Jubba’I dan Al-Fuwati yang mewakili kaum Mu’tazilah, Al-Tusi dari golongan Syi’ah, Kaum Khawarij dan Ibnu Taymiyah, telah lama menjadi kajian dan rujukan pembahasan tentang politik dan negara diantara kaum Muslimin. (Qomaruddin Khan, 1992 : 24 -29). Tema utama dari perdebatan para ulama klasik adlah tentang perlunya Imamah dalam masyarakat Islam.

Banyak keterangan dan penjelasan dalam Al-Qur’an tentang kekuasaan dan otoritas dalam berbagai konteks, tapi tidak menunjukkan bagaimana sebuah negara ideal harus berbentuk. Kata khalifah dan istilah -istilah kepemimpinan lain banyak terdapat dalam Kitab Suci, akan tetapi hanya merujuk pada pengertian kemungkinan teralisasinya kekuasaan politik Muslim di dunia, dan tidak menjelaskan prinsip-prinsip politik sebagai bagian dari dasar agama untuk mengatur negara. Hal yang sama juga terjadi pada hadits Nabi. Hal inilah yang menjelaskan mengapa para penerus Nabi memilih berbagai bentuk pemerintahan. (ibid : 23).

 Selanjutnya hal tersebut juga menjadi penyebab dari berbedanya berbagai pendapat ulama tentang bagaimana asal dan bentuk negara dalam Islam. Sebagai contoh, ulama Sunni Al-Iji berpendapat bahwa Imamah bukanlah kepercayaan dasar (fundament faith) dan praktik keagamaan Islam, sebagaimana yang diyakini oleh kaum Syi’ah. Menurut kaum Sunni, Imamah (konsep kepemimpinan yang harus ditaati oleh seluruh kaum muslimin) hanyalah merupakan masalah cabang (furu’) saja yang berkenaan dengan tindakan dari kaum muslim. Sedang pengangkatan seorang imam dalam masyarakat (ummah) hanya didasarkan pada tradisi (al-sam’) saja, yang mana tradisi ini merupakan gabungan dari Al-Qur’an, Al-Hadits dan ijma’ (kesepakatan) ulama.  
Pendapat secara keseluruhan berbeda dengan pendapat kaum Mu’tazilah. Menurut kaum Mu’tazilah keharusan adanya dibuktikan dengan akal. Meski demikian adanya imamah adalah wajib. Hal ini berkenaan dengan dasar pemikiran kaum ini bahwa apa yang menurut akal wajib ada dan perlu, maka secara syar’i wajib ada. Wajib disini dengan pengertian dosa kalau meninggalkan dan berpahala kalau melakukan. Sedang kaum Sunni mengatakan bahwa kewajiban hanyalah yang tertera dalam Al-Qur’an, Al-Hadits, dan Ijma’ sebagai wajib, sedang di luar itu tidak. (ibid:25).

Dua perbedaan pandangan ini mempunyai implikasi yang fital. Sebab dalam pembahasan tentang wajib tidaknya adanya negara Islam hal ini akan berpengaruh sangat besar. Kaum yang mengatakan bahwa kewajiban hanya yang tertulis secara pasti (qoth’i) dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits, akan menolak untuk berdirinya negara Islam dengan alasan itu. 

Pendapat kaum Syi’ah tentang imamah hampir sama dengan kaum Mu’tazilah. Imamah menurut mereka adalah merupakan kasih sayang (grace/lutf) Allah terhadap mahlukNYA. Pandangan kaum Syi’ah tentang Imamah didasarkan pada pemikiran sebagai berikut : Allah adalah Pencipta Hukum absolut (absolute Ruler) atas seluruh alam semesta. Allah juga telah menempatkan berbagai kewajiban bagi para makhlukNYA. Karena itu dalam rangka untuk memenuhi kewajiban padaNYA maka kita mempunyai kewajiban untuk mengangkat seorang Imam yang menguatkan Hukum Allah dan melaksanakan sabdaNYA, sebab Allah melihat manusia tidak hanya sebagai perseorangan saja, tapi juga sebagai keseluruhan. (ibid:28).


posisi yang berbeda dari pandangan-pandangan ini adalah pendapat kaum Khawarij. Menurut mereka tidak penting ada Imamah atau tidak, yang terpenting adalah penerapan syari’ah. Apabila hukum Allah ini dapat diterapkan dimasyarakat tanpa bantuan dari sebuah rezim superior, maka tidak dibutuhkan adanya seorang imam. Dan sebaliknya apabila pelaksanaan syari’ah tidak bisa dilaksanakan di masyarakat tanpa adanya sebuah kepemimpinan, maka kepemimpinan tersebut dapat diijinkan. Jadi perlu tidaknya imam semata-mata tergantung pada kebutuhan, dengan melihat keadaan dan situasinya. (ibid).

Pendapat Ibnu Taymiyah tentang kontroversi perlu tidaknya Imam ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan pendapat-pendapat terdahulu, meski dalam beberapa hal berbeda. Menurutnya “pengaturan urusan manusia adalah merupakan kewajiban utama dari agama, dari pada alasan bahwa agama hanya bisa tetap eksis dengan pengaturan tersebut.” Ibnu Taymiyah mempunyai argumen sendiri yang didasarkan pada dua hal sebagai berikut :
Watak dasar dari agama (din) membutuhkan suatu keteraturan sosial yang diorganisasikan dimana dalam masyarkat itu agama akan berfungsi secara penuh. Pendapat ini hampir sama dengan pendapat Mu’tazilah. Perbedaannya adalah kalau Mu’tazilah mendasarkan pendapatnya pada rasio dan alasan, sedang Ibnu Taymiyah mendasarkannya pada sifat dasar agama itu sendiri dan menggabungkannya dengan alasan-alasan sosiologis yang dirumuskan oleh Ibnu Khaldun. Dalam pendapatnya Ibnu Khaldun mengatakan bahwa kebaikan manusia tidak bisa direalisasikan kecuali dalam keteraturan sosial, hal ini dikarenakan manusia tergantung kepada manusia lain, dan masyarakat, tidak bisa tidak, membutuhkan seseorang untuk mengarahkan kepentingan-kepentingan itu.

Sunnah Nabi telah menunjukkan bagaimana Nabi mengatur ummatnya dan mengangkat para administratur untuk melaksanakan urusan ummat, mengembalikan sesuatu pada yang berhak dan untuk berperilaku adil dalam pelaksanaan keadilan. Nabi juga bersabda bahwa apabila tiga orang diantara kaum Muslim bepergian, maka hendaklah mengangkat salah seorang diantaranya menjadi pemimpin. (bersambung)…



TAWAKAL

Posted by Buletin Alkhoirot On 09.56 No comments

TAWAKAL
Oleh Hamidurrohman
Dewan Pengasuh PP Alkhoirot 

www.hamidurrohman.wordpress.com 
Buletin Alkhoirot Edisi 10/Vol. 02/April /2008
 
Orang yang satu ini membikin orang-orang di sekitarnya terheran-heran  sekaligus kagum, karena di pandang dari segi performance (penampilan) juga dari keilmuan biasa-biasa saja (rata-rata), tapi ketika dia mendapat musibah  / cobaan dia tetap istiqomah dalam ibadahnya juga dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Begitu juga giliran dia mendapat nikmat yang besar sekalipun seperti ketika dia menemukan emas satu kwintal di kebun depan rumahnya, dia tetap tenang serta pandai menyikapinya dengan baik, yaitu dengan  bersyukur pada Alloh SWT dan melaksanakan kewajiban zakatnya juga mentasarufkannya (membelanjakan)  untuk diri dan kelurga dan lain-lain. Sementara sebagian orang ketika menjadi OKB (orang kaya baru) banyak yang menjadi bingung dan stres. Ternyata setelah diselidiki, dia orang yang bertawakkal (memasrahkan segala urusannya) pada Alloh SWT. Sehingga menimbulkan pertanyaan yang cukup menggelitik, apa dan bagaimana tawakkal itu yang bisa membikin orang yang biasa-biasa saja menjadi begitu hebat?
 

19 Mei 2011

Filsafat Pendidikan Islam

Posted by Buletin Alkhoirot On 08.15 No comments


Sebagian orang cenderung ‘alergi’ dengan istilah filsafat. Hal ini langsung atau tidak tentu ada kaitannya dengan kritikan pedas Imam Ghazali dalam kitab Tahafut al Falasifah (Kerancuan Filsafat) kepada para filsuf. Namun kalau diteliti secara seksama isi kitab tersebut, kritik Al Ghazali itu sebenarnya tertuju pada filsafat teologi (ilmu kalam) yang merupakan cabang dari filsafat agama (philosophy of religion). Bukan filsafat yang lain.[1] Dan bukan pada filsafat itu sendiri. Karena filsafat itu pada dasarnya hanyalah alat.. Karena filsafat itu pada dasarnya hanyalah alat. Dan setiap alat
 Dan setiap alat bersifat netral. Ini perlu ditekankan di sini supaya kita tidak salah kaprah dan apriori pada semua yang namanya filsafat

22 Januari 2011

Aristokrasi Pesantren

Posted by Buletin Alkhoirot On 05.50 No comments

Aristokrasi Pesantren
Oleh Imdad Robbani Zuhri*
Ditulis untuk Buletin Al-Khoirot

Telah banyak tulisan terkait dengan pesantren dari berbagai aspeknya. Namun ada sebuah fenomena menarik dalam tradisi pesantren yang tampaknya luput dari perhatian. Padahal, tradisi ini, saya pikir, tidak kalah penting dan menarik untung dibicarakan, mengingat keterkaitannya dengan orang yang secara tradisional diharapkan melanjutkan tradisi kepesantrenan. Fenomena dimaksud adalah pengistimewaan terhadap anak kyai. Dalam tulisan ini, hal itu dibicarakan secara sangat mendasar dan mentah. Tulisan ini hanya berusaha mengumpulkan informasi yang seringkali tidak utuh dan karenanya belum memenuhi standar ilmiah.

Download Buletin Edisi 2011 Tahun V

Posted by Buletin Alkhoirot On 03.53 No comments

Download Buletin Edisi 2011 Tahun V

1. Edisi 35 Januari 2011

Download Buletin Edisi 2010 Tahun IV

Posted by Buletin Alkhoirot On 03.52 No comments

Buletin Al-Khoirot Tahun 2010 Tahun Ke-4 diteribitkan oleh Pustaka Al-Khoirot Pondok Pesantren Al-Khoirot Karangsuko Pagelaran Malang 65174 Jawa Timur

Buletin Al-Khoirot Tahun 2010 (Vol. 4 / Edisi 25 – 34)
  1. Edisi 25 / Januari 2010
  2. Edisi 26 / Februari
  3. Edisi 27 / April
  4. Edisi 28 / Juni 2010i
  5. Edisi 29 / Juli 2010
  6. Edisi 30 / Agustus 2010
  7. Edisi 31 / September 2010
  8. Edisi 32 / Oktober 2010
  9. Edisi 33 / November 2010
  10. Edisi 34 / Desember 2010

Download Buletin Edisi 2009 Tahun III

Posted by Buletin Alkhoirot On 03.50 No comments

Buletin Al-Khoirot Tahun 2009 diteribitkan oleh Pustaka Al-Khoirot Pondok Pesantren Al-Khoirot Karangsuko Pagelaran Malang 65174 Jawa Timur

Buletin Al-Khoirot Tahun 2009 (Vol. 3 / Edisi 18 - 24)
  1. Edisi 18 / Januari 2009
  2. Edisi 19 / Februari 2009
  3. Edisi 20 / Juni 2009
  4. Edisi 21 / Juli 2009
  5. Edisi 22 / Agustus 2009
  6. Edisi 23 / Nopember 2009
  7. Edisi 24 / Desember 2009

Download Buletin Edisi 2008 Tahun II

Posted by Buletin Alkhoirot On 03.50 1 comment

Buletin Al-Khoirot Tahun 2008 diteribitkan oleh Pustaka Al-Khoirot Pondok Pesantren Al-Khoirot Karangsuko Pagelaran Malang 65174 Jawa Timur

Buletin Al-Khoirot Tahun 2008 (Edisi 8 - 18)
  1. Edisi 8 / Januari 2008
  2. Edisi 9 / Februari 2008
  3. Edisi 10 April
  4. Edisi 11 / Mei 2008
  5. Edisi 12 Juni
  6. Edisi 13 Juli
  7. Edisi 14 Agustus
  8. Edisi 15 September
  9. Edisi 16 Oktober
  10. Edisi Nopember
  11. Edisi 17 Desember

Download Buletin Edisi 2007 Tahun I

Posted by Buletin Alkhoirot On 03.48 No comments

Buletin Al-Khoirot terbit pertama kali pada Juni 2007 dan berlanjut sampai sekarang.

Buletin Al-Khoirot Tahun 2007 (Edisi 1 - 7)
  1. Edisi 1 Juni
  2. Edisi 2 Juli 2007
  3. Edisi 3 Agustus
  4. Edisi 4 September
  5. Edisi 5 Oktober
  6. Edisi 6 Nopember
  7. Edisi 7 Desember

19 Januari 2011

Bagaimana Memulai Menulis?

Posted by Buletin Alkhoirot On 11.47 No comments

Bagaimana Memulai Menulis*
Oleh A. Fatih Syuhud

Banyak yang ingin menulis ke media tapi bingung bagaimana memulainya. Ada dua cara:

1. Mempelajari teori menulis baru praktik;
2. Learn the hard way atau menulis dulu teori belakangan.

Terserah kita mana yang lebih enak dan nyaman. Tapi, berdasarkan pengalaman rekan-rekan di India yang tulisannya sudah banyak dimuat di media, alternatif kedua tampaknya lebih bagus. Rizqon Khamami, Zamhasari Jamil, A. Qisai, Tasar Karimuddin, Beben Mulyadi, Jusman Masga, Irwansyah, dan lain-lain semuanya belajar menulis dengan langsung mengirim tulisannya. Bukan dengan belajar teori menulis lebih dulu.

Mengapa Menulis itu Penting

Posted by Buletin Alkhoirot On 11.39 No comments

Mengapa Menulis itu Penting*
Oleh A. Fatih Syuhud
Menulis dan menciptakan karya tulis merupakan salah satu tradisi yang kurang mendapat perhatian dalam dunia pendidikan Islam saat ini. Khususnya di lingkungan pesantren. Dalam segi karya tulis pesantren kalah jauh dengan dunia pendidikan non-pesantren seperti sekolah lanjutan dan perguruan tinggi. Baik secara kuantitas maupun kualitas. Semestinya, pesantren memiliki karya tulis yang jauh lebih banyak dan lebih berbobot dibanding non-pesantren. Karena, ketekunan dan jam belajar santri secara umum melebihi siswa biasa. Dan faktanya, kegiatan belajar mengajar (KBM) di pesantren jauh lebih banyak dibanding KBM di luar pesantren.

Alamat Kontak Buletin Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 10.31 No comments

Tim Redaksi Buletin Al-Khoirot dapat dihubungi melalui alamat-lamat berikut:

Alamat pos (postal address)

Redaksi Buletin Al-Khoirot
Jl. KH Syuhud Zayyadi No 01 Karangsuko Pagelaran Malang 65174

Pustaka Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 10.19 No comments

Pustaka Al-Khoirot (Alkhoirot Press) adalah usaha penerbitan dan percetakan di bawah Pondok Pesantren Al-Khoirot.

Seluruh buku dan buletin yang ditulis oleh santri dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Khoirot diterbitkan oleh Pustaka Al-Khoirot

Budaya Menulis Santri di Pesantren

Posted by Buletin Alkhoirot On 08.59 No comments

Bagaimana mentradisikan budaya tulis santri di Pesantren
Oleh A. Fatih Syuhud

"Kyai, Santri dan Karya Tulis: Kyai Indonesia itu “Qona’ah”"
Kata-kata yang saya jadikan judul di atas adalah kutipan langsung dari seorang Ulama kenamaan India Syed Abul Hasan Annadwi, seorang penulis prolifik dari 200-an lebih buku, tokoh Sufi, pengasuh “pesantren” Nadwatul Ulama, Lucknow, India. Ungkapan halus penuh empati itu beliau ucapkan di depan sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang berkunjung, termasuk penulis. Apa yg diungkapkannya sebenarnya mengandung sindiran halus atas “kering”-nya karya yg muncul dari para kyai pengasuh pesantren di Indonesia. Terutama karya-karya besar dalam bentuk buku utuh, bukan kumpulan tulisan-tulisan di media. Penulis tidak akan membandingkan kadar produktifitas kyai Indonesia dengan para Ulama di negara Arab, Mesir misalnya.
Karena sistem pembelajaran mereka yang rata-rata melalui bangku universitas dengan sistem yang sistematis telah memungkinkan mereka untuk produktif.

Visi Misi Buletin Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 07.56 No comments

Visi Misi Buletin Al-Khoirot

Buletin Al-Khoirot, sebagaimana buletin-buletin lain terbitan Pustaka Al-Khoirot, bertujuan untuk mentradisikan budaya menulis di kalangan santri Al-Khoirot dan siswa MTs MA Al-Khoirot.

Indonesia masih didominasi oleh budaya lisan, tak terkecuali di pesantren. Padahal kaum terpelajar tahu betapa pentingnya budaya tulis untuk melestarikan pemikiran, pencatatan sejarah, dan akselerasi informasi.

Sejarah Buletin Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 07.55 No comments

Sejarah dibentuknya Buletin Al-Khoirot

Buletin Al-Khoirot pertama kali diterbitkan oleh Pustaka Al-Khoirot pada bulan Juni 2007. Saat itulah edisi perdana terbit. Dengan demikian, Buletin Al-Khoirot saat ini memasuko usia empat tahun lebih.

Setahun kemudian terbit beberapa buletin lain yaitu Buletin El-Ukhuwah untuk Ponpes Al-Khoirot putri, buletin SANTRI untuk siswa Madrasah Diniyah dan buletin SISWA untuk siswa MTs dan MA.

Alamat Kontak Buletin Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 07.52 No comments

Alamat Kontak Buletin Al-Khoirot

Tim Redaksi Buletin Al-Khoirot dapat dihubungi melalui alamat-lamat berikut:

Alamat pos (postal address)

Buletin Pesantren Al-Khoirot
Jl. KH Syuhud Zayyadi No 01 Karangsuko Pagelaran Malang 65174

Telepon:
(0341) 879730 a.n. M. Toha
HP: (0341) 9172091

Rute Jalan Buletin Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 07.52 1 comment

Rute jalan menuju kantor Redaksi Pondok Pesantren Al-Khoirot adalah sebagai berikut:

1. Dari Madura, Surabaya, Pasuruan, Malang via Kepanjen
A. Bawa kendaraan sendiri: Kota Malang -> Kepanjen -> 7 km ke arah Gondanglegi -> turun di Karangsuko.
B. Naik angkutan: Kota Malang -> Kepanjen -> naik angkot atau ojek 7 km ke arah Gondanglegi -> turun di Karangsuko.

Penerbit Buletin Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 07.45 No comments

Buletin Al-Khoirot diterbitkan oleh Pustaka Al-Khoirot yang juga menerbitkan tiga buletin lainnya yaitu Buletin Santri, Buletin Siswa dan Buletin El-Ukhuwah.

Pustaka Al-Khoirot juga menerbitkan buku. Beberapa buku yang diterbitkan adalah Pribadi Akhlakul Karimah, Wanita Salihah Wanita Modern, Tips Menulis di Media Massa Cetak, Islam Santri dan Tantangan Pendidikan Islam dan Dasar-dasar Jurnalistik.

Di samping itu, Pustaka Al-Khoirot juga melayani creative design, dan percetakan untuk umum.

Tim Redaksi 2007-2008 Buletin Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 06.49 1 comment

Tim Redaksi Buletin Al-Khoirot periode 2007-2008 Buletin Al-Khoirot

Penasihat: KH. Zainal Ali Suyuthi
Pemimpin Redaksi: A. Fatih Syuhud
Wakil Pemred: Ja`far Shodiq Syuhud
Redaktur Pelaksana: Syamsul Arifin
Sekretaris: Syamsul Huda
Staf Redaksi: Moch. Su`udi, Syamsuri, Achmad Juwaini, Maskur, Ali Ma`sum

Tim Redaksi 2008-2009 Buletin Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 06.48 No comments

Tim Redaksi 2008-2009 Buletin Al-Khoirot

Penasihat: KH. Zainal Ali Suyuthi
Pemimpin Redaksi: A. Fatih Syuhud
Wakil Pemred: Ja`far Shodiq Syuhud
Redaktur Pelaksana: Syamsul Arifin
Sekretaris: Syamsul Huda
Staf Redaksi: Moch. Su`udi, Syamsuri, Achmad Juwaini, Maskur, Ali Ma`sum

Tim Redaksi 2009-2010 Buletin Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 06.47 No comments

Tim Redaksi Buletin Al-Khoirot periode 2009-2010

Pemimpin Redaksi: A. Fatih Syuhud
Wakil Pemred: Ja'far Shodiq Syuhud
Redaktur Pelaksana: Abd Rokhim
Sekretaris: Mahfudz
Staf Redaksi: Syamsul Arifin, Syamsul Huda, Ali Ma'sum, Mustaji, Toha, Mukarrom, Nasiruddin, Imam Syahrowardi, Syukron Fauzi, Solehuddin, Syahdi
Desain cover: Khoirul Anam

Tim Redaksi 2010-2011 Buletin Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 06.46 No comments

Tim Redaksi Buletin Al-Khoirot periode 2010-2011

Penasihat: KH. Zainal Ali Suyuthi, A. Fatih Syuhud, Ja'far Sodiq Syuhud
Pemimpin Redaksi: M. Toha (toha@alkhoirot.com)
Wakil Pemred: Syukron Fauzi (syukron@alkhoirot.com)
Redaktur Pelaksana: Khoirul Anam (khoirul@alkhoirot.com)
Staf Redaksi: Syamsul Huda, Syamsul Arifin, Ali Ma'sum, Abd Rohim, Mustaji, Mahfudz.

18 Januari 2011

Jejaring Sosial Buletin Al-Khoirot

Posted by Buletin Alkhoirot On 20.11 No comments

Jejaring Sosial Buletin Al-Khoirot Pondok Pesantren Al-Khoirot

1. Facebook Profile
2. Facebook Fan Pages
3. Facebook Group
4. Twitter
5. Youtube
6. Friendfeed
7. Foto Flickr
8. Foto Picasa

Bulletin Meaning and Definition

Posted by Buletin Alkhoirot On 19.06 No comments

Etymology

From French bulletin.
Noun

bulletin (plural bulletins)

1. A short report, especially one released through official channels to be broadcast or publicized
2. A short news report
3. A short printed publication, especially one produced by an organization