22 Juni 2011
Filsafat Pendidikan Islam
Oleh: A. Fatih Syuhud
Dewan Pengasuh PP. Al-Khoirot
www.fatihsyuhud.com
Sebagian orang cenderung ‘alergi’ dengan istilah filsafat. Hal ini langsung atau tidak tentu ada kaitannya dengan kritikan pedas Imam Ghazali dalam kitab Tahafut al Falasifah (Kerancuan Filsafat) kepada para filsuf. Namun kalau diteliti secara seksama isi kitab tersebut, kritik Al Ghazali itu sebenarnya tertuju pada filsafat teologi (ilmu kalam) yang merupakan cabang dari filsafat agama (philosophy of religion). Bukan filsafat yang lain.[1] Dan bukan pada filsafat itu sendiri. Karena filsafat itu pada dasarnya hanyalah alat.. Karena filsafat itu pada dasarnya hanyalah alat. Dan setiap alat Dan setiap alat bersifat netral. Ini perlu ditekankan di sini supaya kita tidak salah kaprah dan apriori pada semua yang namanya filsafat.
Ilmu dan Ibadah
Oleh: Syamsul Huda
Santri PP Alkhoirot
Buletin Alkhoirot Edisi 32/Vol. 02/Oktober/2010
rang pintar adalah seseorang yang berkeinginan untuk selalu maju dan lepas dari sifat kebodohan agar terhindar atau selamat dari kerusakan dan tepat dalam melaksanakan ibadah kepada sang Khalik. ketahuilah bahwasanya ilmu dan ibadah mutiara yang sangat berharga. Maka dari pada itu kita diciptakan, para utusan di utus, langit, bumi dan seisinya tuhan menciptakan, itu semua karena adanya ilmu dan senantiasa beribadah kepadaNya. Allah berfirman:
Artinya: Allah-lah yang mencitakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah maha kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.(QS:AHTHALAQ).
Sedangkan ayat yang menjelaskan ibadah. Allah berfirman:
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku.(Q.S az-Zariyat. 51-56.
Dunia Islam Tumbal Pers Barat
Oleh: Ustadz Mukhtar
Alumni PP. Al-Khoirot
Buletin Alkhoirot Edisi 32/Vol. 02/Oktober/ 2010Tak dapat diragukan lagi umat Islam yang dewasa ini berjumlah lebih dari satu seperempat milyar ternyata belum mempunyai sarana pers berskala internasional yang mampu bersaing dengan media massa Barat.
Menurut DR. Roger Gerandy, ilmuwan Muslim Perancis kelahiran Merseilies 1913, Zionisme internasional telah menguasai hampir 95% penerbitan di Amerika Serikat. Sebagai akibatnya, segala pemberitaan yang terkait dengan Dunia Islam disesuaikan dengan desain, plot, dan kepentingan politik pers Barat. Misalnya ketika pers-pers Barat melansir fenomena kebangkitan Islam yang bergaung sejak akhir 1970-an hingga dewasa ini, media-media Barat memaparkan peristiwa Dunia Islam dengan sikap sinis, cemberut, dan dalam skala tertentu, sikap anti Islam.
|
Memaksimalkan Amalan Diri Pada 10 terakhir Bulan ramadhan
Oleh: M Mahfud MD
Santri PP. Al-Khoirot
Email: mahfud@alkhoirot.com
Buletin Alkhoirot Edisi 31/Vol. 02/Agustus/2010
Banyak hadist sahih dari Rosululloh Saw. Yang menceritakan bahwa beliau memaksimalkan pada 10 hari terakhir Ramahdan, dengan kesungguhan yang lebih dari hari-hari lainnya.
Siti Aisyah RA mengatakan: “ jika memasuki 10 hari itu, Rosululloh Saw mengencangkan kainnya (tidak menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya”.
“Mengencangkan kain” merupakan ungkapan kiasan untuk menunjukkan kesriusan dan kesungguhan dalam beribadah, sebagaimana ungkapan yang digunakan untuk sikap menjauhi istri. Sedangkan orang yang serius dalam bekerja disebu kiasan yang “menyingsingkan lengan baju”
Adapun yang dimaksud dengan “menghidupkan malamnya” adalah menghidupkan keseluruhan malamnya dengan mengerjakan sholat malam, ibadah dan ketaatan. Sebelum itu beliau bangun pada sebagian malam dan tidur pada sebagiannya, sebagaimana diperintahkan dalam surat Al-Muzammil. Sedangkan makna “membangunkan keluarganya” adalah membangunkan istri-istrinya, agar mereka menyertainya dalam mendapatkan kebaikan, dzikir dan ibadah pada saat yang penuh keberkahan tersebut.
Sabar
|
Santri PP alkhoirot
Buletin Alkhoirot Edisi 31/Vol. 02/Agustus/2010
Sabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalah “shabara”, yang membentuk masdar menjadi “shabran“. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur’an: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)